Jember - Kondisi keterbatasan fisik, tidak
menyurutkan Zahrah Ainur Rohmah (11), warga Dusun Krajan Desa Jombang Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, untuk semangat belajar. Meski tidak
memiliki kedua tangan dan dua paha, tetapi gadis desa ini mampu menulis dengan
baik menggunakan dua jari kaki yang tidak sempurna itu.
Didampingi
Bhabinkamtibmas, Kepala Dusun (Kasun), dan warga setempat, menyaksikan langsung
bagaimana Zahrah berjuang untuk menulis huruf demi hurus dengan
jemari kakinya.
"Saya
kelas 4 di Madrasah Ibtidaiyah Alma'arif (MIMA) Wahid Hasyim Desa
Jombang," kata Zahrah, Kamis, 06/04/2019.
Saat
ditanya cita-citanya, dengan polos dia menjawab, belum punya cita-cita.
Tampaknya, dia belum berani mengutarakan cita-citanya karena keterbatasan
fisiknya.
Bocah difabel ini
menceritakan perjuangannya menuju sekolah untuk menimba ilmu. Dia tidak
bisa berangkat sendiri ke sekolah, karena tidak memiliki kaki untuk berjalan.
Hanya ada sebuah betis pendek dan kaki tanpa paha. Dia juga tidak memiliki
kedua tangan.
Untuk
masuk madrasah, Zahrah harus digendong hingga ditempatkan di kursi oleh sang
ibu. Demikian juga saat waktu istirahat dan pulang sekolah.
"Sejak
kelas 1 hingga kelas 4, saya diantar oleh ibu, kadang-kadang diantar oleh
kakaknya, jika ibu sakit," tutur Zahrah.
Dia
mengutarakan tetap ingin bersekolah seperti anak normal lainnya hingga lulus
perguruan tinggi. Dengan keterbatasan fisik, setidaknya dia
ingin mendapatkan ilmu pengetahuan.
Sementara
ibu kandung Zahrah, Khotimah menjelaskan meski memiliki keterbatasan fisik, anak
perempuan keduanya ini memiliki semangat belajar tinggi. Dia tidak harus
dipaksa untuk bersekolah, bahkan sejak umur 6 tahun sudah ingin sekolah saat
melihat anak tetangganya berangkat ke sekolah.
"Zahrah
tidak banyak mengeluh. Dia sudah sangat menerima dengan kondisi fisiknya,"
kata Khotimah.
Khotimah
menjelaskan, selama ini dia harus mengantarkan anaknya dengan menggendong
hingga masuk ke sekolah. Sejak kelas 4, dia meminta kakak kandung Zahrah yang
mengantarnya. Hal ini karena Khotimah sudah sering
sakit-sakitan. Khotimah bertekad terus merawat dan menyekolahkan anaknya,
semampunya.
Di kutip
dari : Liputan 6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar